Sunday, August 23, 2015

Hukum Buang Air Menghadap atau Membelakangi Kiblat

Jumhur ulama berpendapat tidak boleh menghadap ataupun membelakangi kiblat saat buang air[1], berdasarkan hadits Abu Ayyub Al-Anshari radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إذا أتيتم الغائط؛ فلا تستقبلوا القبلة بغائط ولا بول

 “Apabila kalian mendatangi tempat buang air, janganlah menghadap kiblat ataupun membelakanginya saat buang air besar dan kecil” [HR. Al-Bukhari, 1/498 dan Muslim, 1/224]

Juga diriwayatkan dari hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Apabila salah seorang kalian duduk untuk buang air, janganlah menghadap kiblat ataupun membelakanginya” [HR. Muslim, 1/224]

Buang air menghadap atau membelakangi kiblat diharamkan jika terpenuhi dua syarat:

Pertama, buang air di tempat yang terbuka seperti gurun pasir, lapangan, dsb

Kedua, ia tidak memiliki penghalang antara dirinya dan kiblat

Adapun buang air di tempat tertutup atau antara dirinya dan kiblat terdapat penghalang, para ulama memiliki dua pendapat:

Pendapat pertama: tidak diperbolehkan, ini merupakan pendapat Abu Hanifah dan Sufyan Ats-Tsauri, dalilnya adalah keumuman hadits yang melarang buang air menghadap kiblat

Pendapat kedua: diperbolehkan, ini merupakan pendapat Al-Abbas, Ibnu Umar, Malik, Asy-Syafi’i dan Ibnul Mundzir. Dalilnya adalah riwayat berikut:

Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata:

لقد ارتقيت على ظهر البيت، فرأيت رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ على لَبِنَتَيْنِ مستقبلَ بيت المقدس لحاجته

“Sungguh aku naik ke atas rumah, kemudian aku melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berada di antara dua dinding menghadap Baitul Maqdis sedang menunaikan hajatnya” [HR. Abu Daud no. 9; dishahihkan oleh Abu ‘Awanah, At-Tirmidzi dan Al-Abani[2]]

Marwan Al-Ashfar rahimahullah berkata: Aku melihat Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma mengikatkan hewan tunggangannya menghadap kiblat, lalu ia duduk dan buang air kecil menghadap kiblat. Maka aku berkata: “Wahai Abu Abdirrahman, bukankah perbuatan ini dilarang?”.

Ibnu Umar menjawab:

بلى؛ إنما نهي عن ذلك في الفضاء، فإذا كان بينك وبين القبلة شيء يسترك؛ فلا بأس

iya, perbuatan ini memang dilarang apabila buang air di tempat yang terbuka. Jika antara dirimu dan kiblat terdapat penghalang yang menutupimu, maka tidak apa-apa” [HR. Abu Daud, 1/20; dihasankan oleh Al-Hazimi, Ibnu Hajar dan  Al-Albani, serta dishahihkan oleh Ad-Daraquthni, Al-Hakim dan Adz-Dzahabi[3]]

Pendapat kedua lebih kuat karena menjamak hadits-hadits yang ada dalam bab ini. Allahu a’lam

wabillahittaufiq

Sumber: Al-Mausu'ah Al-Fiqhiyyah, 34/5-7


[1]  Hasyiyah Ibnu Abidin, 1/288, Hasyiyah Ad-Dasuqiy, 1/108, Bidayatul Mujtahid, 1/144, Al-Mughniy, 1/162, Hasyiyah Al-Jamal, 1,83-85

[2] Shahih Abu Daud, 1/35

[3] Shahih Abu Daud,1/33

No comments:

Post a Comment